Abad Banser

Abad Banser

Dahlan Iskan terjebak di jalur Tol. --

 

Saya juga turun dari mobil: menghilangkan penat. Di situ, di tengah jalan tol itu, bertemu banyak pengurus wilayah dari berbagai daerah. Juga bertemu warga NU dari berbagai cabang dan ranting: Trenggalek, Ngawi, Ponorogo, Bojonegoro, Lamongan, Tuban....

 

Saya lihat ada taksi di tengah lautan mobil macet itu. Alangkah mahalnya ongkos taksi itu nanti. Argo jalan terus. Sudah dua jam. Masih ada tiga atau empat jam lagi.

 

Pak Tomy menawari penumpangnya masuk ke mobil kami. Bisa. Mau. Ternyata dua orang Wakil Ketua PW NU Kaltim. Mereka kirim 200 Banser ke Sidoarjo: naik kapal laut.

 

Ketika Wapres KH Ma'ruf Amin membaca doa penutupan: kami masih di tengah jalan tol yang sama. Satu jam kemudian jalur paling kanan tol itu bisa bergerak. Pelan-pelan kami bisa sampai pintu keluar tol di dekat stadion. Tapi pintu itu ditutup. Kami harus melaju ke arah Porong/Malang.

 

Kami pun meninggalkan Sidoarjo tanpa mampir stadion. Toh acara sudah selesai. Toh saya sudah bisa mengikuti seluruh acara lewat HP. Memang layar HP itu kecil sekali. Atraksi Banser yang paling saya tunggu tidak tergambar terlalu jelas.

 

Yang terdengar sangat jelas adalah pidato ketua panitia satu abad NU: Menteri BUMN Erick Thohir. Dengan baju Bansernya. 

 

Ia memang anggota Banser. Anggota beneran. Banser besertifikat. Bagi saya yang paling menarik adalah bagian akhir pidatonya: satu kalimat itu. Yang Anda juga pasti mengingat kalimat itu dan memperhatikan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: