Waspada Modus Penipuan Perubahan Tarif Transaksi Kini Kembali Muncul dengan Mengatasnamakan Bank BNI

Waspada Modus Penipuan Perubahan Tarif Transaksi Kini Kembali Muncul dengan Mengatasnamakan Bank BNI

Waspada jika mendapatkan pesan seperti ini, dipstkan hoaks--

Waspada Modus Penipuan yang Kini Kembali Muncul dengan Mengatasnamakan Bank BNI

OKES.NEWS- Baru-baru ini, masyarakat ramai kembali menerima pesan WhatsApp (WA) dari nomor tidak dikenal yang menginformasikan adanya perubahan tarif transaksi Bank BNI. 

Dalam pesan tersebut, penerima diminta untuk memberikan persetujuan terkait perubahan tarif. Setuju atau tidak setuju.

Misalnya seorang nasabah pukul 24.00 tadi malam mendapatkan sebuah sebuah WA masuk, dari nomor 18155954-68911. 

Dalam pesan tersebut memberikan info terkait tarif transaksi Bank BNI. 

Info tersebut menyebutkan Kepada Nasabah silakan kiirm jawaban Setuju atau tidak setuju agar tidak diberlakukan dengan tarif baru secara otomatis oleh sistem. Untuk melanjutkan seetuju atau Tidak Setuju.

Dalam wa tertulis dengan surat Kop BNI. NO 011. tentang perubahan tarif transaksi. 

Kepada nasbah yang terhormat. Sehubungan dengan adanya peningkatan kualitas layanan transaksi transfer antar bank mulai hari ini malam ini pukul 00.00 Bank BNI melakaukan perubahan skema tarif traksaksi dari Rp 6.500 per transaksi dan BI Fast Rp 2500 akan  diubah menjadi Rp 150.00 / bulan (Unlimited)

BACA JUGA:Waspada Modus Penipuan Uang Mutilasi Beredar, Kenali Ciri-cirinya

Untuk perubahan skema transfer irekening BANK BNI,  dengen ini nasabah untuk persetujuany atau knfirmasi  di bawah ini. 

Setuju dengan tarif baru Dan tidak setuju tarif baru. Silahkan isi formulir melalui tautan link yang kami kirim. Berikut Bunyi WA yang dikirim oleh pelaku yang diduga akan menipu.


Pengumuman hoaks atas namakan BNI --

Bank Negara Indonesia (BNI) segera memberikan klarifikasi terkait beredarnya pesan tersebut. 

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, memastikan bahwa informasi mengenai perubahan tarif transaksi tersebut adalah hoax dan dimaksudkan untuk modus penipuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: