GILA! Harga Cabai Makin “Pedas”, Perkilogram Tembus Rp100 Ribu

GILA! Harga Cabai Makin “Pedas”, Perkilogram Tembus Rp100 Ribu

Harga cabai di Baturaja, OKU Tembus Rp100 ribu perkilogramnya.-Dedi/OKES-

BATURAJA, OKES.NEWS - Masyarakat Kota Baturaja, Kabupaten OKU mengeluh. Itu setelah harga cabai di Kota Baturaja, Kabupaten OKU makin “pedas”.

Bahkan, perkilogramnya saat ini sudah mencapai Rp100 ribu. Harga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum-sebelumnya.

Melonjaknya harga cabai di Kota Baturaja sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. Dimana, sebelumnya harga cabai mulai dari Rp40 ribu perkilogram.

“Kemudian naik lagi menjadi Rp60 ribu. Lalu naik lagi menjadi Rp80 ribu perkilogramnya. Kini, sudah tembus Rp100 ribu,” ungkap salahsatu pedagang cabai, Ika, Selasa (7/11/2023).

BACA JUGA:Kasus Kematian Pekerja Proyek PLTU di OKU, Penyidik Panggil Saksi dan Olah TKP

Menambahkan, melonjaknya harga cabai terjadi untuk semua jenis. Mulai dari cabai merah, keriting , maupun cabai setan.

“Kenaikan ini memang sudah terjadi dari agen. Jadi, kami mengikuti saja. Karena modal kami juga naik, jadi terpaksa menaikan harga jual,” sambung Ika.

Menurut Ika, banyak faktor yang menyebabkan harga cabai melambung tinggi. Salahsatunya, minimnya stok barang yang mengakibatkan kelangkaan.

“Banyak faktornya, mungkin hasil penan petani sedikit karena faktor cuaca, tanaman diserang hama, dan lainnya. Sehingga, petani menaikan harga,” lanjutnya.

BACA JUGA:Buat Kolagen Sendiri dari Tulang Ayam, Bikin Kulit Awet Muda , Begini Caranya !

Namun, tambahnya jika hasil panen cabai dari petani melimpah, harga cabai nantinya akan turun. “Biasanya, kalau stok barang banyak, harga akan turun,” tambahnya.

Sementara, salahsatu pedagang pekmpek, Sari mengeluh dengan melambungnya harga cabai yang mencapai Rp100 ribu perkilogramnya. 

Sebab, modal mereka untuk membuat cuka yang membutuhkan cabai mengalami kenaikan. Sementara, dirinya tidak mungkin untuk menaikan harga pekmpeknya.

“Mau tidak mau terpaksa tetap beli cabai. Karena itu salahsatu bahan dasar buat cuka. Kami akan fikirkan solusinya seperti apa, agar tidak merugi,” ungkap Sari. (Ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: