Ini Prakiraan Iklim Sepanjang Tahun 2024

Ini Prakiraan Iklim Sepanjang Tahun 2024

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati: Sepanjang 2024, Indonesia diperkirakan akan mengalami fase El Nino Lemah hingga Moderat pada awal tahun, diikuti oleh fase iklim Netral hingga akhir tahun.--

Ini Prakiraan Iklim Sepanjang Tahun 2024 Okes.news- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia baru saja  merilis "Pandangan Iklim 2024" yang menyajikan proyeksi iklim nasional untuk tahun 2024.

Laporan ini menjadi panduan penting untuk pemerintah dan lembaga terkait dalam perencanaan dan kegiatan pembangunan yang sensitif terhadap kondisi iklim.

BACA JUGA:Warning BMKG, Ini Cuaca Malam Tahun Baru di Kota-kota Besar Indonesia

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, sepanjang 2024, Indonesia diperkirakan akan mengalami fase El Nino Lemah hingga Moderat pada awal tahun, diikuti oleh fase iklim Netral hingga akhir tahun.

Terdapat kemungkinan kecil untuk transisi ke fenomena La Nina, yang dapat menyebabkan anomali iklim basah.

Indian Ocean Dipole (IOD) juga diperkirakan akan berada dalam fase Netral sepanjang tahun.

Dwikorita menambahkan bahwa curah hujan tahunan di Indonesia pada 2024 umumnya akan berada dalam kondisi normal.

Namun, ada beberapa wilayah yang diperkirakan akan mengalami hujan di atas normal.

Diantaranya;  di beberapa bagian Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua Utara.

BACA JUGA:Posko Cuaca BMKG di Pelabuhan Merak Siap Melayani Penumpang Selama Natal dan Tahun Baru 2023-2024

Sebaliknya, daerah seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Papua bagian selatan diperkirakan akan mengalami hujan di bawah normal.

Meski musim kemarau 2024 diperkirakan normal, beberapa wilayah berpotensi mengalami kekeringan karena rendahnya curah hujan, termasuk di Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua bagian selatan.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyampaikan bahwa laporan tersebut juga menyertakan rekomendasi untuk sektor-sektor terdampak fenomena iklim.

Ini termasuk langkah antisipatif terhadap potensi curah hujan tahunan yang tinggi, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, serta potensi kekeringan yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau.

Ada juga rekomendasi untuk meningkatkan fungsi infrastruktur sumber daya air di wilayah urban dan rawan banjir, serta persiapan untuk menghadapi musim kemarau dengan potensi kebakaran hutan dan lahan.

Terutama di wilayah pesisir Sumatera Timur dan wilayah lain yang rentan pada periode Mei 2024.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: