Memuncak, Serangan Roket Hamas ke Tel Aviv dan Reaksi Internasional Terhadap Krisis di Gaza dan Yerusalem

Memuncak, Serangan Roket Hamas ke Tel Aviv dan Reaksi Internasional Terhadap Krisis di Gaza dan Yerusalem

Serangan Roket Hamas dan Reaksi Internasional Terhadap Krisis di Gaza dan Yerusalem--

Memuncak, Serangan Roket Hamas dan Reaksi Internasional Terhadap Krisis di Gaza dan Yerusalem

Okes.news- Tanggal 13 Agustus 2024, eskalasi konflik di Timur Tengah mencapai puncak baru.

Itu  ketika Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, melancarkan serangan roket terhadap Tel Aviv, Israel. 

Serangan ini bertepatan dengan klaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyatakan bahwa Israel hampir berhasil memusnahkan Hamas, kelompok militan yang berbasis di Gaza. 

Menurut laporan  Hamas meluncurkan roket tipe M90 dari Gaza Utara, yang mengejutkan banyak pengamat internasional karena terjadi saat situasi yang seolah-olah mendekati penyelesaian.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis, Brigade Al Qassam menyatakan bahwa peluncuran roket merupakan respons langsung atas tindakan agresif Israel terhadap warga sipil di Gaza.

BACA JUGA:Perang Israel-Hamas Terkini: Korban Tewas Tembus 2.300 Jiwa, PBB Minta Blokade Gaza Diakhiri

BACA JUGA:Ini Keprihatinan Uni Eropa, Lagi Ribuan Warga Sipil Gaza Terpaksa Mengungsi

 "Kami meluncurkan dua roket M-90 ke kota Tel Aviv, Israel, sebagai respons atas pelanggaran Israel terhadap warga sipil di Gaza," ujar pernyataan tersebut. 

Meskipun roket tersebut dilaporkan mendarat di laut dan tidak menimbulkan korban jiwa, kejadian ini memicu kecemasan di kalangan warga Israel dan komunitas internasional.

Klaim Netanyahu versus Realitas di Lapangan

Serangan tersebut terjadi di tengah klaim Netanyahu tentang kesuksesan operasi militer yang telah berlangsung selama 10 bulan untuk memadamkan kekuatan Hamas di Gaza.

 Namun, peristiwa terbaru ini serta laporan dari berbagai analis dan media seperti CNN International menunjukkan bahwa realitas di lapangan jauh dari klaim tersebut. 

Menurut analisis oleh Critical Threats Project, masih terdapat sel-sel Hamas yang aktif dan mampu melancarkan operasi militer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: