Panduan Lengkap Cara Bedakan Mata Minus dan Mata Silinder dengan Mudah

Panduan Lengkap Cara Bedakan Mata Minus dan Mata Silinder dengan Mudah

Ilustrasi Beda Mata Minus Dan Silinder (foto:hellosehat.com)--

OKES.NEWS - Jika Anda sering kesulitan melihat objek dengan jelas atau mengalami pandangan kabur, mungkin Anda memiliki gangguan refraksi. Dua jenis gangguan yang umum adalah mata minus dan mata silinder (astigmatisme). Meski keduanya menyebabkan pandangan kabur, ada perbedaan yang signifikan antara keduanya, mulai dari penyebab hingga cara penanganan.

Agar mata bisa melihat dengan jelas, cahaya yang diterima oleh kornea dan lensa harus difokuskan pada retina, jaringan peka cahaya di bagian belakang mata. Pada mata minus dan silinder, cahaya tidak dapat difokuskan dengan benar pada retina.

1. Penyebab Pandangan Kabur

Mata minus terjadi akibat bola mata yang terlalu pendek atau kornea yang melengkung secara berlebihan, sehingga cahaya jatuh di depan retina. Ini menyebabkan kesulitan melihat objek jauh dengan jelas. 

Di sisi lain, mata silinder disebabkan oleh kelainan bentuk kelengkungan kornea atau lensa, yang membuat cahaya tidak terfokus pada retina, sehingga objek terlihat kabur baik dari jarak dekat maupun jauh.

BACA JUGA:Menteri Nusron: Samakan Gelombang Pemikiran dan Filosofi untuk Mencapai Tujuan

BACA JUGA:Temuan Jasad Pria Lansia di Semidang Aji Diduga Hanyut saat Menjala Ikan

2. Ciri-Ciri Gejala

Penderita mata minus biasanya mengalami pandangan kabur dan mungkin merasa pusing saat mencoba melihat objek dari jarak jauh. Sebaliknya, mereka yang memiliki mata silinder tidak hanya merasakan pandangan kabur, tetapi juga bisa melihat objek berbayang. Salah satu gejala khas adalah garis lurus tampak miring. Gejala mata silinder dapat muncul baik saat melihat objek dekat maupun jauh, sementara gejala mata minus lebih umum saat melihat objek jauh.

3. Faktor Risiko

Kedua kondisi ini dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Namun, ada perbedaan dalam faktor risiko. Mata minus lebih sering terjadi pada anak-anak berusia 8-12 tahun seiring dengan perkembangan mata. Selain itu, kondisi kesehatan tertentu, seperti komplikasi diabetes, dapat menyebabkan mata minus. Untuk mata silinder, risiko meningkat jika seseorang memiliki kondisi mata minus yang parah, setelah operasi katarak, atau mengalami keratokonus (penipisan kornea).

BACA JUGA:Menteri Nusron: Samakan Gelombang Pemikiran dan Filosofi untuk Mencapai Tujuan

BACA JUGA:Kantor Desa Karang Dapo OKU Tutup di Hari Kerja, Dinas PMD Sesalkan Ketidakhadiran Kades

4. Lensa Korektif yang Digunakan 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: