Tiga Strategi Jitu Presiden Prabowo Menghadapi Tantangan Ekonomi Global Termasuk Tarif Impor AS

Tiga Strategi Jitu Presiden Prabowo Menghadapi Tantangan Ekonomi Global Termasuk Tarif Impor AS

Presiden RI, Prabowo Subianto telah menyiapkan strategi jitu untuk menghadapi tantangan ekonomi global termasuk tarif impor AS. (Foto: Istimewa)--

OKES.NEWS - Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan tiga langkah strategis untuk menghadapi tantangan global.

Termasuk kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, pada Jumat, 4 April 2025, menjelaskan bahwa Presiden Prabowo memiliki pemahaman yang tajam terhadap dinamika geopolitik dan perdagangan internasional. 

Hal ini menjadi modal penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah tekanan global.

Menurut Noudhy, strategi pertama yang dilakukan adalah memperluas kemitraan dagang Indonesia. Pada minggu pertama masa jabatannya, Presiden Prabowo telah mengajukan permohonan keanggotaan Indonesia dalam kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). 

Langkah ini diambil untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama ekonomi multilateral, melengkapi kemitraan seperti RCEP serta proses aksesi ke OECD.

BACA JUGA:Antimateri Sumber Energi Super Dahsyat yang Masih Sulit Dijangkau

“Melalui BRICS, Indonesia diharapkan dapat memperluas jangkauan perjanjian dagang yang sudah ada, seperti RCEP, CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA, yang mencakup mayoritas perdagangan global,” ungkap Noudhy.

Strategi kedua adalah percepatan hilirisasi sumber daya alam (SDA). Ini dilakukan sebagai respons terhadap kebijakan perdagangan proteksionis yang diberlakukan AS. 

Contohnya terlihat dari sektor nikel, di mana ekspor nikel dan produk turunannya melonjak signifikan dari 3,7 miliar dolar AS pada 2014 menjadi 34,3 miliar dolar AS pada 2022.

Untuk mempercepat proses hilirisasi, Prabowo telah meluncurkan Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara). 

Lembaga ini akan mendanai serta mengelola proyek-proyek hilirisasi di berbagai sektor strategis seperti mineral, batu bara, minyak dan gas bumi, perkebunan, perikanan, serta kehutanan.

BACA JUGA:Christopher Arsenault, Pendiri Happy Cat Sanctuary, Wafat Saat Menyelamatkan Kucing dari Kebakaran

Strategi ketiga berfokus pada penguatan konsumsi domestik dan daya beli masyarakat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: