PAHALA BERBUAT BAIK TAKKAN TERHAPUS OLEH DOSA MENINGGALKAN PERINTAH AGAMA

Jumat 30-12-2022,06:31 WIB
Reporter : Artikel
Editor : Mustofa

 

Fala budda lil insaani minal amri bil ma’ruuf wanha a’nil munkaar wal wa’di wattadzkiir, walau lam ya’tho illa ma’ suum minazzalaali lam ya-idzinnaas ba’daarrosuulillaahi shollallohu a’laihi wasallam akhadun, liannahu laa I’smatal liakhadin ba’dahu. 

 

   “Seseorang harus melakukan amar makruf nahi munkar, memberi nasihat dan mengingatkan. Seandainya tidak dibolehkan memberi nasihat kecuali orang yang ma’shum dari dosa, niscaya tidak akan ada seorang pun yang memberikan nasihat kepada manusia sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena tidak ada orang yang ma’shum dari dosa setelah beliau.”   

 

Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi rahimahullah mengatakan: 

 

I’mal bi-I’lmi wa inqossorta ri a’malii yankfa’ka i’lmi walaa yadzurruka tafsiiriy

 

 “Amalkan ilmuku meski aku lalai dalam amalku, niscaya ilmuku bermanfaat bagimu dan kelalainku tidak membahayakanmu.”  

 

Pembaca yang budimanTerakhir, penting untuk disampaikan bahwa yang paling sempurna, paling utama dan paling mengena adalah jika seseorang melakukan apa yang ia amar makrufkan dan meninggalkan apa yang ia nahi munkarkan.   Jika sebaliknya, maka keadaanya seperti apa yang ditegaskan oleh Imam ‘Abdurrahman ibn al-Jauzi rahimahullah:

 

Wa mata lam ya’malil waai’dzu bii’lmihi zallat maui’dzotuhu a’nil quluubi kamaa yazillul maa-a’ a’nil khajar 

 

 “Ketika seorang pemberi nasihat tidak mengamalkan ilmunya, maka nasihatnya menggelincir dari hati sebagaimana air menggelincir dari batu”   

Kategori :