PAHALA BERBUAT BAIK TAKKAN TERHAPUS OLEH DOSA MENINGGALKAN PERINTAH AGAMA

Jumat 30-12-2022,06:31 WIB
Reporter : Artikel
Editor : Mustofa

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

Yukta birrojuli yaumal qiyaamah fayulaqqii finnaar, fatangdaliqu aqtaabi batnihi fayadzurru biha kama yadzurrul khimaar firrokhi, fayaj tami’a ilaihi ahlunnar, fayaquluuna, yafulaan, maalaka? Alam taku ta’muru bil ma’ruuf watanha a’nil mungkaar, fayaquulu, bal kunktu amuru bil ma’ruuf walaa atiihi, wan ha a’nil munkaar wa atiii hi. (muttafaqun a’laihi)

 

Maknanya: “Pada hari kiamat nanti akan didatangkan seseorang, lalu ia dilemparkan ke dalam neraka sehingga usus-usus dalam perutnya terburai. Lalu ia berputar-putar seperti keledai berputar-putar pada penggilingannya. Para penghuni neraka mengerumuninya seraya bertanya, “Wahai fulan! Kenapa kamu? Bukankah engkau dulu memerintahkan perbuatan baik dan mencegah perbuatan mungkar?” Ia menjawab, “Benar, dulu aku memerintahkan kebaikan tapi tidak melaksanakannya, dan aku mencegah kemungkaran tapi justru melakukannya.” (Muttafaq ‘alaih)   

 

Ketika perjalanan Isra’ dan Mi’raj, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati sekumpulan orang yang digunting bibir dan lisan mereka dengan gunting dari api. Nabi pun bertanya kepada Jibril. Jibril menjawab: Mereka adalah para penceramah dari umatmu yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan (HR Ibnu Hibban)   

 

Seorang ulama besar di kalangan tabi’in, Abul Aswad ad-Du’ali rahimahullah berkata:

 

Laa tanha a’n khulqi wa ta’ tiya mitslah, a’ ron a’laika idz fa-a’lta a’dziim

 

   “Janganlah engkau melarang perilaku, namun engkau juga melakukan semisalnya. Aib besar bagimu jika kau melakukan yang demikian.”   

 

Kaum Muslimin yang berbahagia, Banyak orang yang keliru dalam memahami ayat, hadits, dan maqalah di atas. Sehingga mereka tidak mau melakukan amar makruf nahi munkar dengan alasan masih belum bisa mengamalkan kebaikan yang akan ia perintahkan atau masih belum mampu meninggalkan kemungkaran yang akan ia larang. Mereka bahkan mencela habis-habisan orang yang mengajak kepada kebaikan yang tidak ia kerjakan atau orang yang mencegah dari dosa yang ia sendiri melakukannya.   Padahal sebenarnya yang dicela dengan keras oleh ayat, hadits, dan para ulama adalah sikap meninggalkan kewajiban atau melakukan kemaksiatan, bukan amar makruf nahi munkarnya. 

Kategori :