Tidak sedikit peserta yang datang dari luar kota Surabaya secara berkelompok maupun bersama keluarga kecilnya. Bahkan ada peserta dari Kenya. Dari luar kota, yang paling mencolok ada komunitas Pangkentrunk. Mereka sengaja menjadikan GFR sebagai ajang “awaydays” mereka. Sebelumnya, GFR berkolaborasi bersama Pangkentrunk menghadirkan pra-event di Jakarta. Saat itu mereka mengajak para pecinta sepak bola untuk berlari bersama.
Selain Pangkentrunk, ada juga keluarga Varhan Abdul Aziz. Keluarga ini datang dari Tangerang Selatan (Tangsel) untuk mengikuti Family Run. Varhan yang baru saja ada kegiatan di Banjarmasin, rela balik ke Tangsel dan berkendara ke Surabaya untuk membawa keluarganya mengikuti Green Force Run. Ia mengajak istri dan lima anaknya.
Varhan mengaku penasaran dengan GFR, apalagi ia tahu event yang dibuat DBL Indonesia selalu digarap serius. Ia merasakan sendiri karena anaknya merupakan peserta kompetisi atletik yang dibuat DBL Indonesia bersama PB PASI, yakni Student Athletic Championships (SAC).
“Saya sebelumnya tahu event DBL itu lewat SAC. Kebetulan anak sulung saya sedang kami persiapkan untuk menjadi student athlete untuk lari jarak jauh. Nah event-event semacam ini bisa jadi latihan. Sekalian liburan ke Surabaya,” katanya.
Sementara itu apresiasi juga datang dari Rio Dwi Anggara, peserta Half Marathon Men Under 39. “Menurut saya tahun ini kategori HM (half marathon) lebih baik karena sudah terverifikasi PB PASI. Kalau tahun lalu jaraknya kurang, jadi kalau buat mencari PB (personal best) belum sesuai. Saya merasakan sendiri GFR makin bagus dari tahun ke tahun. Lebih clear rutenya, aman, dan enak buat lari,” ujar Rio.(*)