APBN Kita, Andalan Kita

APBN Kita, Andalan Kita

oleh Hasbi Jusuma Leo S E Analis Perbendaharaan Negara pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan Banyak orang yang tidak menyangka konflik Rusia Ukraina masih berlangsung sampai hari ini Pihak Ukraina sendiri sempat memperkirakan konflik tersebut akan berakhir pada awal Mei Tapisampai hari ini perseteruan itubelum ada tanda tanda akan berakhir Mungkin juga banyak dari kita yang tidak menyadari perang nun jauh di Benua Biru itu berpengaruh pada perekonomian Indonesia Tapi nyatanya eskalasi geopolitik itu berdampak pada kenaikan harga komoditas pangan dan energi dunia Dan itu jelas memberikan tekanan pada perekonomian nasional kita Dalam kondisi inilah APBN menjalankan fungsi stabilisasi Yakni menjadi alat pemerintah untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian APBN melalui peningkatan belanja subsidi kompensasi dan bantuan sosial memelihara daya beli masyarakat sekaligus menjaga momentum pemulihan ekonomi Sehingga gejolak dan tekanan global itu terkendali Sampai dengan saat ini APBN KiTa kinerja dan fakta terus melanjutkan performa positif Forum AlCo Asset and Liability Committee Sumatera Selatan yang beranggota seluruh Kanwil Kementerian Keuangan di Sumatera Selatan dalam publikasi APBN pada 31 5 2022 mengungkap kinerja dan fakta APBN sampai dengan 30 April 2022 Per akhir April ini realisasi pendapatan negara dan hibah tercatat mencapai Rp853 55 triliun atau 46 23 persen terhadap target pada APBN 2022 Naik Rp268 69 triliun dari tahun lalu Terdiri dari realisasi penerimaan perpajakan Rp676 07 triliun penerimaan negara bukan pajak PNBP Rp177 37 triliun dan hibah Rp0 11 triliun Begitu pula di Sumatera Selatan Pendapatan negaraper 30 April 2022 tercapai sebesar Rp5 025 miliar Naik 33 11 dari tahun lalu Terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp4 241 87 miliar dan PNBP sebesar Rp 736 82 miliar Kontribusi terbesar dari kenaikan pendapatan negara di Sumatera Selatan berasal dari penerimaan pajak penghasilan PPh yang meningkat sebesar Rp827 96 miliar Jenis jenis pajak penghasilan yang naik itu diantaranya nbsp penerimaan PPh Final PPh Pasal 26 PPh Pasal 25 29 Badan PPh Pasal 25 29 Orang Pribadi dan PPh Impor Kenaikan penerimaan PPh Final disebabkan oleh adanya pemanfaatan kegiatan PPS di Tahun 2022 dan Pembagian Dividen yang diterima oleh Orang Pribadi PPh Pasal 26 disebabkan oleh Pembayaran Laba Dividen dari Perusahaan asing Kemudian kenaikan PPh Pasal 25 29 Badan disebabkan pembayaran Pasal 29 Badan yang jatuh tempo pada 30 April 2022 Sementara PPh Pasal 25 akibat adanya kegiatan dinamisasi dan pembayaran tidak berulang Kenaikan penerimaan PPh Pasal 25 29 Orang Pribadi OP disebabkan terdapatnya pembayaran tidak berulang Ketetapan Pajak Sedangkanpenerimaan PPh Pasal 29 OP sejalan dengan jatuh tempo SPT Tahunan PPh Impor dan PPh Badan naik karena adanya pemberian insentif Pembayaran bonus pegawai pada beberapa BUMN dan perusahaan swasta serta pemungutan Pasal 21 Final atas tunjangan sertifikasi guru pada Dinas Pendidikan juga menyumbang pertumbuhan penerimaan negara dari pajak penghasilan Selain dari pajak penghasilan nbsp penerimaan PPN Impor mengalami juga menyumbang kenaikan sejalan dengan meningkatnya impor atas atas Barang Modal bahan baku mesin dan bahan untuk dijual kembali pada sektor industri pengolahan dan Perdagangan Besar Ditambah membaiknya aktivitas ekonomi membuat kinerja pajak pajak transaksional seperti Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri PPN DN ikut tumbuh Jenis pajak ini tumbuh dari meningkatnya transaksi perdagangan hasil pertanian industri Pengolahan Minyak CPO Serta kenaikan harga komoditas terutama batubara sawit dan karet PPh ini naik karena pemanfaatan Program Pengungkapan Sukarela PPS dan pembagian dividen yang diterima orang pribadi Lalu PPh Pasal 26 naik karena tingginya pembayaran laba dividen dari perusahaan asing Kenaikan penerimaan PPh Pasal 25 29 Badan yang disebabkan oleh Pembayaran Pasal 29 Badan yang jatuh tempo pada 30 April 2022 dan pembayaran Pasal 25 akibat kegiatan dinamisasi dan pembayaran tidak berulang Kenaikan penerimaan PPh Pasal 25 29 OP disebabkan karena terdapat Pembayaran tidak berulang Ketetapan Pajak dan pembayaran Pasal 29 OP sejalan dengan jatuh tempo SPT Tahunan Kenaikan PPh 22 Impor dan PPh Badanakibat pemberian insentif Kenaikan penerimaan PPh Pasal 21 disebabkan adanya pembayaran bonus pegawai pada beberapa BUMN dan perusahaan swasta dan Pembayaran Pasal 21 Final atas Tunjangan sertifikasi guru pada Dinas Pendidikan Dari sisi pengeluaran belanja negara di Sumatera Selatan telah terealisasi Rp11 691 miliar Lebih rendah 7 1 dari tahun lalu Belanja ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp3 491 miliar dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa TKDD sebesar Rp8 200 miliar Secara umum perekonomian Sumatera Selatan terus membaik Hal ini sejalan dengan membaiknya kinerja perekonomian nasional yang menunjukkan tren positif di tengah kasus Covid 19 yang semakin rendah Kondisi ini mendukung proses pemulihan ekonomi baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran Keadaan tadi ditambah lagi APBN yang berperan optimal sebagai shock absorber APBN meredam hentakan dan guncangan perekonomian akibat naiknya harga berbagai komoditas imbas dari perseteruan Rusia Ukraina Memang perang Rusia Ukraina belum berakhir Tapi yang pasti APBN KiTa selalu menjadi instrumen utama dan pertama yang dapat kita andalkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: