Harga Turun, Cabai Membusuk, Pedagang Rugi

Harga Turun, Cabai Membusuk, Pedagang Rugi

Sejak tiga hari terakhir, pedagang cabai dihadapkan dengan penurunan harga. Namun sayangnya, daya beli masyarakat ikut turun. Imbasnya, pedagang harus rugi. Foto: a setiawan/oku ekspres--

OKU, OKES.CO.ID - Pedagang cabai di Pasar Atas mengeluh. Hal ini disebabkan, harga cabai yang turun tapi tidak diimbangi daya beli masyarakat. 

Diduga, daya beli masyarakat melemah seiring naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sementara itu, pendapatan masyarakat belum naik. 

Kondisi buruknya penjualan cabai diakui Adi. Pedagang bumbu dapur ini menyebut, untuk menghabiskan cabai di lapaknya sangat sulit. 

"Stok cabai 10 KG, tiga hari tidak habis,” ujarnya pada 13 September 2022.

BACA JUGA: Pemerintah Turunkan Harga 3 Jenis BBM Non Subsidi

Dalam kurun waktu tersebut, dirinya hanya mampu menjual 7 kg cabai. Itu pun dengan kesulitan luar biasa. Padahal, harga cabai sejak tiga hari belakangan sudah turun. 

"Tiga hari ini harga cabai merah dan rawit turun. Lebih murah, tapi justru penjualan semakin susah,” katanya. 

Harga cabai merah dijual Rp70 ribu/kg dari harga sebelumnya Rp90 ribu/kg. Sementara cabai rawit dijual Rp55 ribu/kg, dari harga sebelumnya Rp65 ribu/kg. 

"Tiga hari ini 3kg cabai busuk. Susah untuk dijual,” sebut Adi. 

BACA JUGA: Harga Kopi di OKU Selatan Capai Rp30 Ribu per Kilogram

Senada diungkapkan Ratmi, pedagang cabai di kawasan Pasar Baru menyebut, harga jual menurun sejak dua hari belakangan. 

"Harga turun, tapi tidak banyak. Karena saya ambil dari pedang besar, bukan dari agen atau pengepul,” ujarnya. 

Pedagang yang juga warga Kelurahan Talang Jawa, kecamatan Baturaja Timut ini menuturkan, kenaikan harga cabai cukup menguntungkan pedagang. Meski angka penjualan tidak banyak, namun dagangan terjual. 

"Beda kalau harga murah, stok cabai banyak. Pembeli cenderung beli kiloan, sehingga berhari-hari baru belanja lagi,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: