Kabupaten OKU Masuk Smart City 2023, Begini Upayanya

Kabupaten OKU Masuk Smart City 2023, Begini Upayanya

Kabupaten OKU menuju smart city 2023.--

OKES.CO.ID, OKU – Langkah-langkah menuju Smart City 2023, sedang diupayakan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo ) OKU. Salah satunya dengan perekrutan SDM yang diumumkan beberapa waktu lalu.

 

Untuk diketahui, Kabupaten OKU salah satu dari tiga kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi pilot projeck IDSLL atau Indonesia Digital Services Living Lab. Yakni, Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin.

 

“Tapi yang masuk gerakan menuju Smart City 2023 hanya Kabupaten OKU, “ ujar Kadinkominfo Priyatno Darmadi.

IDSLL atau Sistem Pemerintahan Berbasis Digital adalah sistem yang akan dikembangkan di Indonesia. Dan ini menjadi bagian membangun ekosistem yang komprehensif dalam implementasi smart city.

 

“Dalam implementasi smart city kita jangan lupa akan fokus utama pembangunan yakni mencapai standar layanan utama,” ujar Priyatno menyampaikan pesan Dirjen Administrasi Kewilayahan Kemendagri Dr Safrizal, saat pertemuan di Jakarta bersama 52 Kabupaten/Kota se Indonesia.

Dalam pertemuan itu, menghadirkan beberapa narasumber.

Dari Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana, Nanik Nurwati SE MSi. Bahwa penerapan SPBE untuk wujudkan layanan digital nasional. Dan dilaksanakan dengan prinsip keterpaduan dan interoperabilitas. Penerapan tersebut dilaksanakan melalui penerapan arsitektur SPBE dengan tematik layanan berdasarkan proses bisnis sektor, Pembangunan dan pengembangan aplikasi SPBE, diarahkan menjadi platform digital yang terpadu, melalui pembentukan integrated e-Services.

Untuk menjadi bagian Layanan Digital Nasional. Terwujudnya dan operasional Layanan Digital Nasional, sebagai platform digital pemerintah berbagi pakai, diselaraskan dengan prioritas Reformasi Birokrasi Tematik (Pengentasan Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Administrasi Pemerintahan).

Narasumber kedua, Ketua Dewan TIK Nasional Dr Ing Ilham Akbar Habibie MBA (putra presiden BJ Habibie). Menurut Ilham, bahwa SPBE merupakan tools yang bersifat top down sedangkan living lab bersifat kolaboratif dengan inisiatif yang lebih inklusif. Jadi keterpaduan antara SPBE dan living lab yaitu saling melengkapi.

Pemateri ketiga Sekda Pemkab Sumedang Drs Herman Suryatman MSi mengenalkan platform living lab yang bertujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan terkait dengan peningkatan indeks SPBE. Khususnya bagi 62 Kabupaten/Kota yang hadir.

“Agar bergabung dan berkomitmen untuk dapat memanfaatkan platform digital ini. Bertekad untuk meningkatkan indeks SPBE secara bersama-sama dan bergotong royong. a yang mengikuti,” kata Priyatno.

Terakhir, pemateri keempat Suyoto, Chancellor United In Diversity menyampaikan bahwa tantangan Transformasi Digital Indonesia adalah hambatan terbesar transformasi TIK di Indonesia. Yakni soal kultur sektoral dan pikiran jangka pendek. Makanya kalau di Indonesia, penerapan TIK bukanlah masalah teknologi, tetapi masalah change management (perubahan manajemen). Solusinya adalah technology adoption strategy (strategi adopsi teknologi) yang dirancang dengan baik berbasiskan kultur local. Pilarnya atau pendukungnya pilar infrastruktur, struktur, dan suprastruktur.

“Namun rancangan ini harus dieksekusi oleh seorang leader yang visioner, kuat, dan tangguh,” ujar Suyoto seperti ditirukan Priyatno. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://okutimurpos.disway.id/