Ramadhan, Beragama, dan Media Sosial

Ramadhan, Beragama, dan Media Sosial

Khotib : Ust. A Yasin--

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ ۝٦ 

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah Takwa merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam Islam. Takwa mengajarkan kita untuk selalu berada di jalan yang benar dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah swt. Terlebih di bulan Ramadhan ini, takwa harus menjadi fokus utama kita, sehingga kita dapat memperoleh rahmat dan ampunan dari Allah swt. Di dalam menjalankan puasa Ramadhan, terdapat banyak tantangan yang harus kita hadapi, salah satunya adalah menahan diri dari segala bentuk godaan dan hawa nafsu. Namun, itulah yang menjadi ujian bagi kita untuk membuktikan ketakwaan dan kesungguhan kita dalam menjalankan ibadah puasa. 

 

Melalui puasa, kita diajarkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas-aktivitas yang dapat membatalkan puasa. Selain itu, kita juga diajarkan untuk menahan diri dari perilaku-perilaku negatif untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan terhindar dari dosa-dosa yang dapat merusak kehidupan kita di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, marilah kita berupaya untuk menjaga ketakwaan dan menahan diri dalam menjalankan ibadah puasa sehingga pada muaranya kita akan mendapat predikat takwa. 

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, 

 

Di era digital seperti sekarang ini, tantangan menjaga takwa semakin besar. Media sosial, dengan segala kelebihannya, dapat menjadi salah satu faktor yang memperberat tugas kita untuk selalu berada di jalan yang benar. Momentum Ramadhan ini harus kita maksimalkan untuk meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya menahan diri dalam bermuamalah baik di dunia nyata maupun di dunia maya yakni di media sosial. Kita harus berusaha untuk tidak terjebak dalam godaan informasi yang salah serta informasi yang tidak relevan dengan kegiatan ibadah kita. Kita harus mengingatkan diri kita bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah swt. Oleh karena itu, kita juga harus memperkuat kesadaran tentang pentingnya menahan diri dalam penggunaan media sosial di bulan suci Ramadhan ini. Dengan menahan diri, kita akan lebih mudah untuk fokus pada ibadah dan mendapatkan keberkahan di bulan suci Ramadhan ini. Jangan sampai kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja dalam puasa kita. Rasulullah saw mengingatkan:

 

 كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش 

 

Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i). 

 

Momentum Ramadhan kali ini harus menguatkan kehati-hatian kita dalam beragama di era digital seiring perkembangan teknologi dan media sosial yang semakin pesat. Kehati-hatian dalam beragama perlu diperhatikan agar tidak tersesat dalam memilih pandangan atau ajaran yang tidak sesuai dengan esensi dari beragama itu sendiri.  Kita perlu memastikan bahwa sumber informasi yang kita peroleh benar-benar dapat dipercaya dan valid. Penting untuk melakukan verifikasi dan pengecekan terhadap sumber informasi yang kita peroleh sebelum menggunakannya sebagai referensi dalam memahami ajaran agama. Kita harus kritis dalam menilai setiap pandangan dan opini yang kita temukan di media sosial atau internet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: