CERMATI! 7 Penyebab Diabetes Berikut Tipe Gejala yang Ditimbulkan
Ilustrasi--
2. Produksi insulin yang tidak memadai: Pankreas tidak memproduksi cukup insulin untuk mengatasi kebutuhan tubuh. Ini adalah penyebab umum dari diabetes tipe 1.
3. Kegemukan dan gaya hidup tidak sehat: Obesitas dan gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat, serta kurangnya aktivitas fisik, dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
4. Faktor genetik: Faktor genetik dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena diabetes. Jika memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, maka risiko untuk mengembangkan diabetes meningkat.
5. Usia dan faktor hormon: Risiko mengembangkan diabetes meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, perubahan hormon juga dapat mempengaruhi penggunaan insulin dalam tubuh.
6. Sindrom metabolik: Sindrom metabolik adalah kondisi yang melibatkan kombinasi resistensi insulin, kegemukan, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol yang tidak sehat. Sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
7. Kondisi medis lainnya: Beberapa kondisi medis, seperti penyakit pankreas, penyakit tiroid, atau gangguan hormonal lainnya, juga dapat menyebabkan diabetes.
Penting untuk diketahui bahwa diabetes dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan gaya hidup. Menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, serta menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang diabetes atau gejala yang mencurigakan, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.
Diabetes tidak memiliki obat yang dapat disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan dengan baik melalui pengelolaan pola makan yang sehat, olahraga teratur, pengendalian berat badan, penggunaan obat-obatan, dan pengukuran rutin kadar gula darah. Penting untuk menerima diagnosis dan menjalani perawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang diabetes, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis untuk evaluasi dan pengelolaan yang tepat.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: