Petani di OKU Menjerit Produksi Anjlok, Harga Turun

Petani di OKU Menjerit  Produksi Anjlok, Harga Turun

ilustrasi-foto ist-

BATURAJA-OKES.NEWS Petani karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menjerit. Sebab, produksi mereka saat ini anjlok. 

Bahkan, penurunan produksi mereka mencapai 60 persen. Dimana biasanya mereka mampu produksi 150 kg perpekan dalam dua hektare. 

Namun, sekarang menurun drastis. Dalam sepekan hanya mampu hasilkan produksi 60 kg perpekan. "Penurunan produksi ini yang kami pusingkan. Sebab, jauh sekali perbedaannya," kata Iyan, petani karet dari Trans Rantau Kumpai, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, okes.disway.id/listtag/53911/oku">OKU, Kamis (1/6/2023). 

Turunnya produksi getah karet, lanjut Iyan diduga karena batang karet alami penyakit. Padahal lanjut Iyan, para petani sudah berusaha memupuk batang karet agar bisa menghasilkan lebih banyak.

"Tapi, masih saja getah karet masih sedikit. Meski sudah kami pupuk. Tidak tahu kenapa getah sedikit sekali. Sepertinya barang karet kena penyakit," urainya. 

Parahnya lagi, selain produksi anjlok, harga getah karet juga alami penurunan. Dari biasanya perkilogram Rp8 ribu, kini hanya tembus Rp7,9 ribu perkilogramnya. 

BACA JUGA:Bukan Jagung dan Karet, Inilah Hasil Pertanian OKU yang Dianggap Sektor Paling Penting

"Kondisi seperti ini bukan hanya terjadi di tempat kami saja. Namun, seluruh daerah juga alami hal yang sama," lanjutnya. 

Akibat anjloknya hasil produksi dan turunnya harga getah karet, banyak warga alih profesi. Mereka terpaksa merantau ke daerah lain untuk mencari pekerjaan yang lebih menghasilkan. 

"Banyak sudah warga berhenti menyadap karet. Karena penghasilannya sangat minim. Termasuk saya, ingin mencari pekerjaan lain. Namun, sampai sekarang belum dapat," tambahnya. 

BACA JUGA:Inilah 7 Tempat Karaoke di Baturaja OKU, Nomor Urut 2 Ternyata Paling Favorit Pengunjung

Terlebih, dirinya hanya seorang buruh sadap karet. Dirinya menyadap karet dapat upah 40 persen dari hasil produksi. "Pemilik lahan bagiannya 60 persen. Perpekan saya mendapatkan sekitar Rp221. 000," ungkapnya. 

Iyan berharap, harga karet bisa naik. Begitu juga produksi bisa kembali normal. Sehingga, penghasilan para petani meningkat. "Mudah-mudahan bisa naik harganya," pungkasnya. (Ded/gsm)

BACA JUGA:Ditinggal Pemiliknya, Warung Bakso Terbakar, Begini Kronologisnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: