Angka Stunting OKU Turun Menjadi 14 % Berdasarkan SSGI?

Angka Stunting OKU Turun Menjadi 14 % Berdasarkan SSGI?

SERAHKAN: Sekda Kabupaten Ogan Komering Ulu, Darmawan Irianto menyerahkan BKB Kit Stunting saat rapat koordinasi rembuk stunting di Gedung Abdi Praja Pemkab OKU, Rabu (27/9/2023). (Foto: Bagus/OKES)--

Angka Stunting OKU Turun Menjadi 14 % Berdasarakan SSGI?

BATURAJA – OKES.NEWS,  Angka stunting di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) setiap tahunnya terus alami penurunan. 

Berdasarkan survey Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di OKU pada tahun 2021 sekitar 31%. Kemudian angka tersebut turun di 2022 mencapai 19,9%.

“Informasi dari Kepala Dinas Kesehatan sekarang 2023 sekitar 14% secara bertahap penurunan stunting di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) berhasil,” kata Sekda Kabupaten Ogan Komering Ulu, Darmawan Irianto saat rapat koordinasi rembuk stunting di Gedung Abdi Praja Pemkab OKU, Rabu (27/9/2023).

Darmawan Irianto mengajak  semua pihak agar terus bekerja keras untuk mewujudkan secara nyata pencapaian sasaran yang diharapkan. 

“Program penurunan stunting juga harus berjalan dengan program keluarga berencana yang merupakan bagian dari kualitas pembangunan yang perlu disertai dengan perhatian pada kualitas penduduk.

BACA JUGA:Link Nonton One Piece Terlengkap Lewat Telegram Temukan Disini

Seperti program pengentasan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan,” sambung Darmawan Irianto.

Darmawan menambahkan, dalam rangka percepatan penurunan stunting di OKU, pemerintah telah melakukan penyusunan program.

“Selain itu, kita jug aharus terus mengaktualisasikan strategi pencapaian sasaran kebijakan pengendalian dan penurunan angka stunting sebagai program nasional,” lanjutnya.

Diketahui, stunting adalah masalah gizi kronis yang menyebabkan anak kekurangan asupan gizi yang cukup dalam jangka waktu yang lama, yang menghambat pertumbuhan. 

Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

“Kasus stunting pada anak balita masih menjadi masalah kesehatan yang perlu kita perhatikan dan perlu kita waspadai,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: