Dehidrasi: Apa Penyebabnya, Gejalanya, Cara Mengobati, dan Tips Mencegahnya
Ilustrasi DEHIDRASI (foto:freepik)--
Diagnosis Dehidrasi
Untuk mendiagnosis dehidrasi, dokter biasanya akan melihat tanda-tanda fisik dan gejala yang muncul. Kadang-kadang, mereka juga akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar elektrolit dan fungsi ginjal, serta pemeriksaan urine untuk menilai seberapa parah dehidrasi yang terjadi. Mengetahui penyebab dehidrasi juga penting agar bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.
Pengobatan Dehidrasi
Cara mengobati dehidrasi tergantung pada seberapa parah dan apa penyebabnya. Untuk dehidrasi ringan hingga sedang, terutama pada bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh diare atau muntah, kita bisa memberikan cairan rehidrasi oral sesuai anjuran dokter. Cairan ini mengandung elektrolit yang dibutuhkan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Untuk orang dewasa, cukup dengan meningkatkan asupan cairan.
BACA JUGA:Bayern Munich Terpuruk Setelah Kalah 3-0 dari Feyenoord
Kalau dehidrasi sudah parah, biasanya penanganannya dilakukan di rumah sakit dengan memberikan cairan intravena (IV) untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang dengan lebih cepat dan efektif.
Pencegahan Dehidrasi
Untuk mencegah dehidrasi, kita perlu memastikan asupan cairan tubuh selalu cukup. Sebagai patokan, disarankan untuk minum sekitar 2.000 hingga 2.500 ml cairan setiap hari, meskipun jumlah ini bisa berbeda-beda tergantung usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan masing-masing.
Bagi yang berolahraga atau bekerja di luar ruangan saat cuaca panas, penting untuk meningkatkan konsumsi cairan agar tubuh tetap seimbang. Terutama bagi mereka yang berisiko tinggi, seperti yang sedang mengalami diare atau muntah, asupan cairan tambahan sangat penting.
Mencegah dehidrasi itu penting banget untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghindari masalah kesehatan yang lebih serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: