Hati-hati! Ini Dia Zat Berbahaya dalam Minuman Kemasan yang Harus Kamu Tahu
Ilustrasi minuman berbahaya (foto:Halodoc)--
OKES.NEWS - Minuman kemasan memang enak dan menggoda dengan rasa manis serta warna yang cerah. Tapi, di balik kesegaran itu, banyak minuman ini mengandung zat-zat berbahaya yang bisa bikin kesehatan kita terganggu kalau dikonsumsi terlalu sering. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa rutin minum minuman kemasan bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes, bahkan kanker.
Yuk, simak beberapa zat berbahaya yang sering ada dalam minuman kemasan dan efek buruknya bagi tubuh kita:
4-Methylimidazole (4-MEI)
Zat ini biasanya ada dalam minuman berwarna gelap seperti cola dan root beer. Penelitian menunjukkan bahwa paparan tinggi 4-MEI bisa memicu pertumbuhan tumor. Bahkan, di California, zat ini sudah dianggap sebagai kemungkinan penyebab kanker, jadi produsen di sana harus menurunkan kadar 4-MEI dalam produk mereka.
Bisphenol A (BPA)
BPA sering ditemukan dalam botol plastik dan lapisan dalam kaleng soda. Zat ini bisa larut ke dalam minuman, terutama kalau terkena panas. BPA diketahui bisa meniru hormon estrogen, yang berisiko menyebabkan gangguan reproduksi, pubertas dini, dan meningkatkan risiko kanker.
BACA JUGA:Kasatreskrim, Kasipropam hingga Beberapa Kapolsek Diganti
Asam Fosfat
Zat ini digunakan untuk memperpanjang masa simpan dan memberikan rasa khas pada minuman soda. Sayangnya, asam fosfat bisa berdampak buruk pada kesehatan tulang dan gigi. Penelitian menunjukkan bahwa minum soda secara rutin bisa mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.
Sirup Jagung Fruktosa Tinggi
Sebagai pemanis buatan, zat ini bisa memicu obesitas dan gangguan metabolisme jika dikonsumsi berlebihan. Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi fruktosa tinggi bisa mengganggu fungsi otak dan mempengaruhi daya ingat.
Aspartame
Banyak digunakan dalam minuman bebas gula, aspartame ternyata bisa berubah jadi zat beracun dalam tubuh. Selain itu, pemanis buatan ini berpotensi merusak sel saraf, yang bisa memengaruhi fungsi kognitif dan kesehatan otak secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: