Disway award

Kisah Ferdi, Tukang Tambal Ban Keliling Satu-satunya di Martapura

Kisah Ferdi, Tukang Tambal Ban Keliling Satu-satunya di Martapura

Kisah Ferdi, tukang tambal ban keliling satu-satunya di Martapura. (Foto: Kholid/Sumeks)--

OKES.NEWS - Di antara padatnya arus kendaraan yang melintas dari pagi hingga menjelang malam di Martapura, sosok Ferdi hampir tak pernah berhenti bergerak. 

Ia mengendarai motor lawas dengan sebuah kotak peralatan sederhana yang terikat di bagian belakang—tempat ia menggantungkan penghidupan sekaligus menolong banyak pengendara yang mengalami masalah ban di jalan.

Ferdi (50) dikenal sebagai tukang tambal ban keliling satu-satunya di Martapura, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan. 

Warga Desa Kota Baru Induk, Kecamatan Martapura ini telah menekuni profesinya selama empat tahun terakhir. 

Meski kerap dipandang sebelah mata, pekerjaan tersebut ia jalani dengan ketekunan dan dedikasi tinggi.

Sejak pukul 06.00 WIB setiap hari, Ferdi sudah mempersiapkan peralatannya. Pompa manual, alat pemanas, kunci-kunci bengkel, hingga perlengkapan ban dalam ia susun rapi. 

Tak ada bengkel permanen atau mesin canggih—hanya motor tua dan keahlian yang ia bangun dari pengalaman bertahun-tahun.

Hingga sore hari, Ferdi berkeliling menyusuri jalan-jalan Martapura dan wilayah sekitarnya. Dalam sehari, ia bisa melayani sekitar 10 kendaraan. 

Dari hasil itu, Ferdi memperoleh penghasilan berkisar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per hari, jumlah yang ia syukuri karena cukup untuk memenuhi kebutuhan istri dan kelima anaknya.

“Kalau hari ini baru enam panggilan,” katanya sambil menambal ban sepeda motor di kawasan Kompleks Perkantoran Pemkab OKU Timur, Kamis (18/12/2025).

Untuk memudahkan pelanggan, Ferdi mencantumkan nomor telepon pada kotak peralatannya. 

Pesanan biasanya datang melalui telepon atau WhatsApp, sering kali dalam kondisi darurat—ban pecah di tengah jalan, jauh dari bengkel, atau terjadi saat lalu lintas padat.

Setiap pengerjaan memakan waktu sekitar 30 menit hingga satu jam. Lamanya bukan hanya ditentukan oleh tingkat kerusakan ban, tetapi juga jarak dan lokasi pelanggan. 

“Kadang yang bikin lama itu nyari alamatnya. Bisa dari ujung ke ujung,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: