Hati – Hati Ayam Kampung Banyak Mati
Foto: Ilustrasi. (*)--
Oleh : Drh. Putut Pantoyo
Fungsional Medik Veteriner
Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten OKU
Viva Veteriner. Kali ini penulis akan mencoba menjawab dan menganalisa pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang peternak ayam kampung/bukan ras (buras) yang berasal dari Kelurahan Kemalaraja, Kecamatan Baturaja Timur.
Seorang ibu datang ke Dinas Perikanan dan Peternakan dengan keluhan ayam nya dalam waktu seminggu terakhir ini banyak mati. Dari jumlah ayam sekitar 60 ekor, ayamnya mati 40 ekor dengan waktu yang singkat.
Diceritakannya pula, ayam di sekitar tempat dia tinggal juga banyak yang sakit bahkan ada yang ayamnya sudah habis karena telah mati semua.
Perdarahan dan cyanosis pada jengger dan pial (A) dan perdarahan pada lapisan subkutan telapak kaki (B).-Foto: Ist.-
Tanda – tanda klinis yang muncul adalah : ayam mengalami paralisis (kelumpuhan), kepala berputar (tortikolis), jengger berwarna kebiruan, dan angka kematiannya (mortalitasnya) tinggi.
Dari cerita ibu yang beternak ayam kampung itu, dia digolongkan sebagai peternak yang memelihara dengan cara semi intensif itu biasa disebut peternak unggas skala 4 atau backyard.
Peternak sektor 4 ini biasanya tidak mengandangkan ayamnya dan juga tidak pernah melindungi ayamnya dengan cara di vaksin secara rutin.
BACA JUGA: Hari ini, 19 Pejabat OKU Jalani Asesment di Polda Sumsel
Pada ayam angka kematian (mortalitas) dan percepatan penularan penyakit (morbiditasnya) tinggi, cenderung disebabkan oleh virus.
Sedangkan jika angka morbiditas dan mortalitasnya rendah, kebanyakan penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri.
Menurut keterangan yang disampaikan oleh peternak tersebut, pada ayam angka kematiannya tinggi, sedangkan pada itik/bebek angka kematiannya rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: