Putusan Otak

Putusan Otak

--

Trump lega. Sementara. Penetapannya sebagai tersangka tertunda. Apalagi hakim independen itu ia kenal baik. Orang dari Partai Republik. Nama Raymond Daerie diusulkan sendiri oleh Trump. Trump mengajukan dua usulan. Hakim Aileen Cannon menyetujui Daerie. 

Dearie langsung bekerja. Kemarin ia bikin perintah pertama. Yang harus dijalankan oleh departemen kehakiman sebagai atasan FBI. 

Departemen kehakiman harus memberikan semua copy dokumen yang disita ke pengacara Trump. Kecuali yang sangat rahasia.

Ada juga perintah untuk tim pengacara Trump. Mereka harus memasukkan bukti-bukti sebagai dasar tuduhan Trump selama ini: bahwa sebagian dokumen yang disita itu adalah dokumen dari luar yang sengaja ditaruh di rumah Trump oleh FBI.

Perintah itu harus dilaksanakan sebelum akhir bulan ini. Dari perintah ini terlihat Dearie sangat independen. Betapa sulitnya cari bukti tuduhan itu. 

Hakim Dearie memang harus menyelesaikan tugas akhir di bulan depan. Untuk itu ia minta dibantu seorang staf. Ia minta anggaran untuk honor staf itu: satu jam USD 500. Sekitar Rp 7,5 juta satu jam. "Saya sendiri tidak perlu dibayar. Saya masih menerima gaji sebagai hakim," katanya.

Siapa yang harus menanggung biaya itu? Hakim Dearie memutuskan: pihak Trump. Ini karena Trump-lah yang minta penilai independen.

Reputasi hakim independen ini sangat tinggi. Ia juga hakim pada pengadilan yang khusus menangani perkara campur tangannya intelijen asing.

Yang juga bersejarah: Daerie adalah juga hakim di perkara pengeboman gedung federal di Oklahoma City. Pelakunya: kelompok kanan yang tidak puas dengan pemerintahan federal yang dikuasai Partai Demokrat.

Sebenarnya Raymond Daerie sudah bulat di dalam hatinya: akan memensiunkan diri akhir tahun ini. Rasanya sempat. Yang tidak ia sangka: ia akan membuat sejarah besar persis di akhir masa pengabdiannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: