Terdeteksi Melalui Satelit SNPP/VIIRS Temukan Bekas Kebun Jagung Terbakar

Terdeteksi Melalui Satelit SNPP/VIIRS Temukan Bekas Kebun Jagung Terbakar

PADAM : Api yang membakar kebun bekas ditanami jagung telah padam. (Foto: ist)--

Terdeteksi Melalui Satelit SNPP/VIIRS Temukan Bekas Kebun Jagung Terbakar

MUARA DUA - OKES.NEWS,  Pemerintah Kabupaten OKU Selatan, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tim Karhutla, telah melakukan Groundcheck (GC) terhadap Hotspot yang terdeteksi melalui Satelit SNPP/VIIRS.

Hotspot ini terletak di koordinat -4.4916153, 104.028587, dengan luas sekitar 1/4 hektar, berlokasi di Desa Datar, Kecamatan Muaradua, pada hari Sabtu, 16 September.

Tim Satgas Karhutla Kabupaten OKU Selatan, yang terdiri dari personel BPBD Kabupaten OKU Selatan dan Polsek Muaradua, telah melakukan GC sesuai dengan koordinat yang telah ditentukan di Desa Datar, Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan.

Hasil dari Groundcheck menunjukkan bahwa ada lahan seluas 1/4 hektar yang telah mengalami kebakaran. 

BACA JUGA:Lahan Terbakar di OKU Meningkat, Terbaru Terjadi di Simpang Lekis, Diduga Kelalaian Manusia

Lahan tersebut sebelumnya digunakan untuk bercocok tanam jagung, dan ketika tim sampai di lokasi, api sudah berhasil dipadamkan.

Bupati OKU Selatan, Popo Ali M., B.Comm., melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKU Selatan, Koni Romli, S. Pd., M.M, mengucapkan terima kasih kepada Tim Satgas Karhutla yang telah bekerja keras, meskipun lokasi sulit dijangkau.

Dia juga menyampaikan bahwa selama kunjungan ke lokasi tersebut, tim tidak hanya melakukan pemadaman, tetapi juga memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama kepada warga di desa tersebut.

"Tentunya, kami berharap agar para perangkat desa dapat berperan aktif dalam menyampaikan sosialisasi mengenai dampak buruk dari pembakaran lahan ini," ujarnya.

BACA JUGA:Kabut Asap Tebal di Palembang, Jarak Pandang Terbatas

Meskipun luas lahan yang terbakar tidak begitu besar, kebakaran tersebut dapat menyebabkan munculnya titik hotspot yang dapat terdeteksi oleh satelit pemantau, terutama dengan musim kemarau saat ini, di mana lahan yang kering sangat rentan terbakar dan dapat meluas. (dal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: