Waspada Virus Japanese Encephalitis atau Radang otak dari Gigitan Nyamuk, Begini Gejalanya

Waspada Virus Japanese Encephalitis atau Radang otak dari Gigitan Nyamuk, Begini Gejalanya

ilustrasi-foto ist-

OKES.NEWS - Baru-baru ini satu dari lima anak yang suspek Japanese Encephalitis dikabarkan meninggal dunia di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Informasi ini disampaikan oleh Rina Nuryati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). 

Kelima anak tersebut didapati menjadi suspek Japanese Encephalitis, setelah Dinas Kesehatan yang secara rutin melakukan kegiatan surveilans virus JE dibeberapa daerah, melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan masyarakat, terutama untuk yang sedang mengalami demam tinggi, kejang, hingga penurunan kesadaran, gejala yang mirip seperti Japanese Encephalitis.

BACA JUGA:Prediksi Halving Bitcoin 2024: Musim Dingin Kripto kan Berlalu

Rina Nuryati mengatakan anak-anak dengan gejala tersebut lalu mendapatkan perawatan di rumah sakit pada akhir Oktober hingga awal November 2023 dan dinyatakan suspek Japanese Encephalitis.

“Untuk kondisinya, empat anak sudah membaik dan kabarnya telah dipulangkan dari rumah sakit. Sedangkan satu anak meninggal dunia” ungkap Rina Nuryati, melansir dari detikjogja.

Melansir dari web IDAI (Ikaran Dokter Anak Indonesia), Japanese Encephalitis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi virus.

Yang berbahaya dari virus yang dibawa oleh nyamuk Culex ini yaitu virus ini dapat menyerang hingga ke otak dan mengganggu fungsi saraf pada otak sehingga mengakibatkan radang otak atau Encephalitis.

Apabila tidak ditangani dengan tepat dapat berakibat fatal, infeksi virus ini menyebabkan kematian, dengan angka kematian telah mencapai 20-30% setiap tahunnya.

Pun dalam kondisi pemulihan, suspek Japanese Encephalitis tidak dapat pulih sepenuhnya, sebab penderita akan menerima dampak dari radang otak, dan akan mengalami gejala sisa (sekuele) seperti gangguan sistem motorik, gangguan prilaku, gangguan intelektual, hingga gangguan fungsi saraf lain contohnya kebutaan. Kondisi ini ditemukan pada 30-50% kasus Japanese Encephalitis.

Panyakit ini awalnya ditemukan pada tahun 1871 di Jepang yang terkenal dengan ‘Summer Encephalitis’. 

Nyamuk Culex sering ditemukan di daerah persawahan, kolam, selokan, semua daerah yang selalu digenangi air dapat menjadi tempat perkembang biakan nyamuk Culex.

Tanda dan gejala Japanese Encephalitis atau radang otak akan muncul setelah masa inkubasi virus antara 4-14 hari setelah gigitan nyamuk.

Gejala awal yang umumnya dirasakan oleh penderita adalah sakit kepala, demam tinggi, mengalami gastrointestinal (mual dan muntah), tubuh mengigil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: