Idap ODGJ, Leher Sang Ibu di OKU Timur Digorok Anak Kandung Hingga Nyaris Putus

Idap ODGJ, Leher Sang Ibu di OKU Timur Digorok Anak Kandung Hingga Nyaris Putus

J (baju kaos biru), yang diketahui mengidap gangguan jiwa (ODGJ).-istimewa-

OKU TIMUR, OKES.NEWS – Desa Bantan, Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur, diguncang peristiwa tragis pada Selasa (9/9/2025) malam. Suryati (65), seorang ibu, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan leher nyaris putus diduga akibat digorok anak kandungnya sendiri berinisial J (35), yang diketahui mengidap gangguan jiwa (ODGJ).

Kepala Desa Bantan, Kenedi, membenarkan kejadian itu. 

“Pelaku ini memang sudah lama sakit, sering tidak nyambung saat diajak bicara, bahkan kerap berjalan jauh hingga ke desa lain,” ungkapnya, Rabu (10/9).

Kenedi menuturkan, Suryati dan J selama ini tinggal berdua setelah sang ayah meninggal dunia. 

Keluarga sudah berulang kali berusaha membawa J berobat ke Palembang dan mencari pengobatan alternatif, namun keterbatasan akses layanan kesehatan jiwa membuat proses pemulihan tak optimal.

“Setelah kejadian, J tidak melarikan diri. Ia langsung diamankan polisi,” jelas Kenedi.

Kapolsek BP Peliung, Iptu Jendri Simanjuntak, menegaskan korban meninggal di lokasi. 

BACA JUGA:Xpander Tertabrak Kereta Api di OKU Satu Tewas, Dua Luka Berat! Termasuk Bayi 8 Bulan

BACA JUGA:5 Keuntungan dan Kerugian Lari di Treadmill yang Sering Terabaikan

“Pelaku menggunakan senjata tajam. Kami bersama tim opsnal langsung mengamankan TKP dan melibatkan tim Inafis Polres OKU Timur untuk penyelidikan,” katanya. Saat ini, kasus dilimpahkan ke Satreskrim Polres OKU Timur dengan rencana pemeriksaan kondisi kejiwaan pelaku.

Layanan Kesehatan Khusu ODGJ Minim

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan, prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 7 per 1.000 penduduk, dengan keterbatasan layanan psikiatri terutama di wilayah pedesaan. 

Di Sumsel sendiri, jumlah dokter jiwa masih minim, jauh di bawah rasio ideal WHO yaitu 1 psikiater per 30 ribu penduduk.

Kasus ini menegaskan kebutuhan mendesak akan peningkatan akses layanan kesehatan jiwa, dukungan psikososial, dan fasilitas rehabilitasi di tingkat daerah. Minimnya intervensi berkelanjutan sering kali berujung pada tragedi domestik seperti yang terjadi di OKU Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: