Foto Jurnalistik, Foto Jujur

Foto Jurnalistik, Foto Jujur

Foto : Himakom Unbara // Wartawan Foto Oku Ekspres Mustofa menyampaikan materi fotografi jurnalistik di Kampus Unbara bersama Wartawan Televisi INews.--

BATURAJA TIMUR – “Fotografi jurnalistik dilarang mengubah warna secara frontal, atau menambah objek melalui aplikasi, “ Ujar Mustofa, wartawan foto Harian Umum Oku Ekspres yang mengisi materi pelatihan dasar jurnalistik di Kampus Universitas Baturaja (Unbara), Kamis (13/10). 

 

Pria yang akrab disapa Topan ini menuturkan, fotografi jurnalistik adalah foto kejujuran yang masih menerapkan sensor setiap penayangannya. Jenis foto ini, sambung dia, sangat berbeda dengan foto komersil. 

 

“Pengubahan warna secara ekstrim maupun menambah objek menggunakan aplikasi, adalah salah satu foto pembohongan publik. Apalagi jika foto yang dimuat untuk melengkapi berita itu, akan dikonsumsi publik, “ ungkapnya. 

 

Penerapan sensor pada foto yang akan ditampilkan, layak dilakukan. Dengan berbagai alasan. Karena hal ini menyangkut emosi seseorang, maupun berbau sadis. 

 

“Contoh foto korban kecelakaan, bisa diambil tapi tidak boleh tayang tanpa sensor. Karena bisa jadi ada pembaca yang tak bisa melihat foto ekstrim. Selain itu, penerapan sensor ini untuk menghargai keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya, “ tutur pria kepala plontos ini.

 

Terpenting, sambung dia, foto yang akan ditayangkan wajib memuat deskripsi atau keterangan foto sesuai 5W 1 H. Keterangan foto yang dimuat, untuk mempertegas foto yang ditampilkan, sehingga tidak multi tafsir. 

 

“Sudut pandang pengambilan gambar juga menentukan. Jika sudut pandangannya baik, maka bisa jadi foto yang ditampilkan justru lebih menarik dari isi beritanya, “ tandasnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: