Menakjubkan Ini Ritual Unik Tirakat Mbah Ma'roef yang Berbuah Anugerah, Begini Karomah Ilmu Laduninya

Meskipun begitu, beliau tidak patah semangat. Setelah kejadian itu, beliau mengambil keputusan besar untuk pergi menyusul kakak-kakaknya yang telah lebih dulu mondok di Pondok Pesantresn Cepoko, Nganjuk Jawa Timur.

Dan yang lebih mengejutkan, beliau memutuskan untuk pergi dengan berjalan kaki.

Bisa dibayangkan, antara Kediri dan Nganjuk waktu itu.

Kehidupan beliau di Pesantren Cepoko tidaklah mudah. Beliau mengalami masa-masa yang sangat sulit dan memprihatinkan.

Kabarnya, beliau hanya mampu makan sekali dalam seminggu, dan itupun dari makanan yang diberikan oleh orang-orang baik di sekitar pondok pada malam Jumat.

Pada hari-hari biasa, beliau harus mengandalkan nasi hangus yang masih melekat di panci (tempat memasak), atau memakan buah Pace (mangkudu) dari pohon yang beliau tanam sendiri di sekitar pondok.  

Keadaan menjadi semakin sulit ketika beliau dan kakaknya terpaksa 'mengemis' di desa-desa untuk mencari biaya mondok dan kebutuhan hidup.

BACA JUGA:Mbah Ma'roef Profesor Doa dari Kedunglo yang Banyak Dikunjungi Orang dari Berbagai Golongan

Bahkan beliau juga pernah menjadi buruh panjat kelapa, dengan upah sebatang kelapa yang bagus. 

Namun, beliau tidak menyerah dan bahkan diberi tanah oleh pemilik pohon kelapa, yang kemudian beliau tanami dengan pohon kelapa sendiri. 

Beliau telah mengalami penderitaan yang luar biasa dalam menjalani hidupnya.

Agar bisa mengatasi rasa lapar yang kerap melanda, beliau melakukan ritual yang unik.

Setiap Jumat, beliau melakukan sumpah kepada perut dan mulutnya, meminta agar mereka tidak meminta makanan atau minuman sampai tiba hari Jumat berikutnya.

Beliau bahkan menyumpahi duburnya agar tidak mengeluarkan suara jika belum tiba waktu Jumat.

Keberanian dan tekad beliau Mbah Ma'roef dalam menghadapi kesulitan hidup ini sangat menginspirasi.

Sumber: