Bambu Ijuk

Bambu Ijuk

Dahlan Iskan--

Serumpun bambu sejuta karya.

Serumpun bambu sejuta pesona.

Makna diambil dari kegunaan yang tidak hanya fisik. Pun sampai dipakai alat menenangkan jiwa. ''Guna'', Anda sudah tahu, tidak ada bagian dari bambu yang terbuang percuma. 

Pun daunnya. Daun bambu mengeluarkan oksigen. Terbanyak dibanding daun apa saja. Satu batang bambu bisa mengeluarkan oksigen untuk seribu orang. Daun itu juga jadi pembungkus bakcang terbaik. Seminggu bakcangnya tidak basi.

Saya sendiri merasakan manfaat bambu secara pribadi. Yakni ketika beranjak remaja. Saat saya harus menjalani sunat. Yang dipakai mengiris ujung pagian luar penis saya adalah sembilu: kulit bambu yang dibuat sangat tajam. 

"Bambu itu mengandung antibiotik," ujar Jatnika. "Yang untuk sunat itu jenis bambu apus. Kulit bambunya," ujar Jatnika.

Jatnika mendalami bambu sangat dalam. Membaca literatur. Bertemu ahli-ahli bambu dunia. Seminar-seminar. Di banyak negara. 

Yayasan Jatnikalah yang menanam bambu di sepanjang 11 km pinggiran Ciliwung. Di daerah itu sudah ditanam 161 jenis bambu. Yang 70-an untuk penyelamatan: hampir saja punah.

Dari jenis sebanyak itu yang manfaat ekonominya paling besar adalah bambu apus. Hampir semua kerajinan dibuat dari jenis bambu apus: lentur, bisa diiris tipis sekali, mudah ditanam.

Yang kedua adalah petung. Karena besarnya.  Ketebalannya. Juga karena jarak ruasnya yang pendek-pendek. Kuat. Kokoh. Maskulin. Jadi andalan untuk tiang-tiang rumah bambu.

Dan ternyata begitu banyak jenis bambu petung. Ssmua ada di situ. 

Jatnika memang juga ahli membuat rumah bambu. Di komplek yayasannya itu dibangun lebih dari 20 rumah bambu. Ada yang berlantai tiga. Berkamar-kamar. Untuk penginapan peserta didik pelatihan bambu.

"Saya sudah membangun lebih 1.500 rumah bambu. Di 26 negara," ujar Jatnika. Ia baru pulang umrah ketika saya ke sana. Bersama istrinya.

Rumah bambu terakhir yang ia bangun di Ukraina. Di ibu kota Kiev. Sebelum perang. Sebelum Covid-19. Waktu itu duta besar kita di sana adalah Prof Dr Yudi Latif. Intelektual-budayawan. Ahli Pancasila. Ketika pemerintah Ukraina membangun kawasan budaya internasional di Kiev, Indonesia ikut. Dubes Yudi menawarkan rumah bambu khas Indonesia. Sekaligus lima rumah: berbentuk rumah Jawa, Minang dan lumbung khas daerah.

"Saya hampir setahun di sana. Setelah jadi, yang meresmikannya empat kepala negara. Dari Indonesia Wakil Presiden Jusuf Kalla," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait