Dari Perbatasan Sumsel ke Benua Eropa: Kisah Guru Inspiratif Rivaria Lolos Beasiswa Erasmus ke Empat Negara
--
Baturaja - OKES.NEWS - Rivaria Safitri, seorang guru di OKU Selatan kelahiran Pekanbaru, telah mengukir prestasi gemilang dengan meraih beasiswa bergengsi Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD) Master in Resilience in Educational Contexts (FLOURISH) dari Uni Eropa.
Rivaria akan melanjutkan program Pascasarjana pada akhir September di empat universitas berbeda di Eropa; University of Malta, University of Crete (Yunani), University of Lisbon (Portugal), dan Stefan cel Mare University, Suceava (Romania).
Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, Rivaria tumbuh besar di Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, bersama ayahnya Hariry dan ibunya Nur Zahara.
Rivaria menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 43 OKU, dilanjutkan ke SMPN 1 OKU, dan SMAN 1 OKU. Ketertarikannya akan dunia pendidikan membuatnya memilih jurusan pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Baturaja (Unbara) dan tamat sebagai Lulusan Terbaik tahun 2018.
Pada tahun 2019, Rivaria memulai karirnya sebagai guru PNS di UPT SMP Negeri 1 Warkuk Ranau Selatan, yang terletak di sebuah desa dekat perbatasan Sumatera Selatan dan Lampung.
Langkah Rivaria untuk meraih beasiswa EMJMD bermula pada tahun 2017, ketika ia mengikuti Pameran Pendidikan European Higher Education Fair (EHEF) di Pascasarjana Universitas Sriwijaya bersama salah seorang dosennya, Yunda Lestari, yang selalu memberikan motivasi dan rekomendasi untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Dari sinilah, mimpi Rivaria untuk belajar di Eropa mulai tumbuh.
Saat mengetahui bahwa ia menjadi salah satu dari 18 penerima beasiswa EMJMD FLOURISH dari seluruh dunia, perasaannya campur aduk antara bahagia dan haru. "Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan," ujarnya kepada Oku Ekspres.
Program Beasiswa yang didapatkan Rivaria adalah Master in Resilience in Educational Contexts (FLOURISH) berfokus untuk menyediakan pendidikan yang bermakna, relevan, dan seimbang bagi peserta didik yang tumbuh dalam situasi yang kurang menguntungkan dan terpinggirkan. Rivaria merasa yakin bahwa melalui program ini ia dapat membawa perubahan positif di institusi tempatnya mengabdi.
Proses aplikasi beasiswa ini tidaklah mudah. Rivaria harus melewati tahapan administrasi mulai dari melamar ke universitas dengan memenuhi persyaratan seperti esai motivasi, surat rekomendasi, dan sertifikat bahasa Inggris, serta tahapan wawancara dengan koordinator program EMJMD FLOURISH dan profesor dari empat universitas.
Tantangan terbesar baginya adalah menulis motivation letter yang original dan dapat dipertanggungjawabkan pada tahap wawancara dengan panelis.
Perjalanan untuk mendapatkan beasiswa ini tidak mudah, Rivaria aktif melamar berbagai beasiswa ke luar negeri sejak tahun 2017.
Pada tahun 2017, ia melamar program pertukaran mahasiswa ke Amerika Serikat, Global Undergraduate Exchange Program (UGRAD) dari Fulbright, namun gagal di tahap wawancara.
Rivaria juga pernah gagal dalam melamar beberapa beasiswa magister luar negeri seperti Chevening, Australia Awards, BPI Kemendikbudristek, dan beasiswa LPDP.
Namun kegagalan ini tidak membuatnya menyerah, justru semakin memotivasinya untuk terus berusaha. "Setiap penolakan adalah pelajaran berharga, saya selalu termotivasi ketika melihat teman seperjuangan banyak yang lolos beasiswa luar negeri" tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: