Kemarau, Usaha Keramba Ikan di Sumsel Terancam Merugi

Kemarau, Usaha Keramba Ikan di Sumsel Terancam Merugi

SURUT: surut saat air dalam ikan juga banyak yang mati dan ia sampai saat ini tidak mengetahui penyebabnya sampai saat ini.-ist-

OKI-  OKES.NEWS, Sepekan terakhir ini banyak ikan toman yang dipelihara mati mendadak. Diduga akibat kondisi air Sungai Komering yang surut. Hal itu membuat pemilik keramba ikan merugi.

Noni pemilik keramba ikan yang tinggal di Kelurahan Kayuagung Asli, kabupaten OKI, Sumsel mengaku, kalau kondisi air sungai surut seperti ini pasti ikan ada yang mati." Ukuran Toman yang mati sampai 8 ons,"terangnya kemarin (25/7).

Jadi kalau ikan ini mati langsung di cincang  untuk makan ikan lainnya. Karena Ikan Toman makanannya ikan itulah bukan pur berbeda dengan Ikan Patin, Gurami dan Nila.

Kalau seperti ini terus menerus pastilah merugi karena kan untuk memelihara ikan ini memakan waktu hingga satu tahun." Kalau banyak mati sia-sia saja,"keluhnya.

Selain saat air surut saat air  dalam ikan juga banyak yang mati dan ia sampai saat ini tidak mengetahui penyebabnya sampai saat ini.

Terpisah, Laboratorium Hama Penyakit Ikan Dinas Perikanan OKI, Ahmad Husin Sulaiman mengungkapkan, belum ada laporan  terkait ikan mati mendadak ini. "Kami belum mendapat laporan dari pemilik keramba di Kelurahan Kayuagung Asli," bebernya.

BACA JUGA:Samsat OKU Jaring Belasan Kendaraan Berpelat Luar yang Tak Patuh Pajak

Banyak permasalahan di aliran Sungai Komering, karena lintasan kabupaten untuk pengusaha keramba setiap tahun persentasenya banyak merugikan.

Pihaknya bersama DLH OKI turun dari hulu ke hilir ternyata potensi budidaya ikan tidak menjanjikan. Ditambah akhir ini  di hilir tidak bersahabat juga bisa menyebabkan kematian ikan, kualitas airnya sulit diatas enam masih toleran, tapi tidak cuma PH termasuk oksigen kekeruhan serta amoniak.

Perlu kesadaran masyarakat mengurangi limbah rumah tangga di sungai. "Setiap ada  ada yang melapor  dari dulu sudah mengimbau usaha pembesaran bila ingin usaha pembesaran jangan lagi di sungai,"imbuhnya .

BACA JUGA:370 Wisudawan Unbara Dituntut Terampil Berteknologi

“Di sungai medianya sulit di kontrol.  Kalau sungai diberikan kapur dan garam langsung hanyut. Maka beralihlah usaha pembesaran ikan di daratan,” tuturnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumatera ekspres.id