OKES.DISWAY.ID, OKU - Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus I Dewi Sartika mengadakan sosialisasi IHT pengorganisasian pembelajaran kurikulum merdeka.
Gugus 1 Dewi Sartika terdiri dari 4 sekolah yaitu SD Negeri 1 OKU, SD Negeri 4 OKU, SD Negeri 11 OKU dan SD Xaverius Baturaja. Dengan diikuti 40 guru dan guru yang ikut kegiatan tersebut adalah guru kelas 1 dan 4 serta guru bidang studi Agama dan PJOK, kegiatan ini dipusatkan di SD Negeri 1 OKU.
Selain itu juga hadir Ketua Gugus 1, Syakdiah SPd MSi MPd, Pengawas Binaan, Hj Dewi Ayunani SPd MSi. Narasumber yaitu Pengawas SD, Suprianta SPd MSi, yang menyampaikan materi Implementasi kurikulum Merdeka dalam membentuk profil pelajar Pancasila.
"Jadi agenda ini dalam rangka mendukung Pemerintah Daerah dan percepatan kurikulum Merdeka di satuan pendidikan yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2022/2023 maka salah satunya mengoptimalkan komunitas GTK dalam wadah KKG (Kelompok Kerja Guru)," jelas Suprianta.
KKG guru dapat berdiskusi dan merumuskan pengorganisasian pembelajaran dengan pemetaan hari belajar efektif pembejaran intrakurikuler yang di dalamnya terdapat muatan pembelajaran dan memetakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang terdapat pada 7 tema yang akan dikembangkan.
Diantaranya gaya hidup berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, Kewirausahaan.
Dari 7 tema tersebut, Satuan pendidikan diberi wewenang untuk memilih 2 tema yang akan dikembangkan pada semester 1 dan semester 2. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan jadwal pelajaran Intrakurukuler yang mengadopsi prinsip prinsip Kurikulum Merdeka yang di dalamnya terdapat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
"Dengan Kurikulum merdeka yang bertujuan untuk mengatasi bernbagai masalah terkait loss learning sebagai dampak pandemiCovid-19. Kurikulum Merdeka diharapkan mempu mengatasi berbagai masalah terkait loss learning yang terjadi sebagai dampak pandemi Covi-19 . Melalui Kurikulum Merdeka, guru tidak lagi dibebani dengan persiapan-persiapan mengajar yang menumpuk, dan nantinya diharapkan banyak masalah pembelajaran akan menemukan solusinya," terang Suprianta.