Pemerintah Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap virus Nipah, menyusul temuan lima kasus di negara bagian Kerala, India, yang menyebabkan kematian dua orang.
Langkah kewaspadaan itu mencakup pemantauan di pintu masuk negara serta di dalam negeri apakah ada kasus sakit atau kematian dalam jumlah banyak dan secara tiba-tiba.
Nipah adalah salah satu virus yang dikhawatirkan akan menjadi pandemi berikutnya.
Indonesia termasuk negara yang berisiko terinfeksi, menurut WHO, karena bukti-bukti virus telah ditemukan pada kelelawar di sini.
Namun, sejauh ini belum ditemukan kasus infeksi virus Nipah pada manusia maupun hewan ternak.
Virus Nipah dinamai berdasarkan nama desa di Malaysia tempat virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1999.
Wabah pertama menewaskan lebih dari 100 orang dan mendorong pemusnahan satu juta ekor babi sebagai upaya untuk membasmi virus tersebut.
Kasus virus ini juga pernah ditemukan di Singapura, Bangladesh, dan secara berkala terdeteksi di India.
BACA JUGA:Buntut Ricuh, Laga Semifinal Sepak Bola Porprov Sumsel 2023 Dijega Ketat Hari Ini di Serame Lahat
Pernahkah virus Nipah terdeteksi di Indonesia?
Ya, pernah. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang Veteriner – sekarang Pusat Riset Veteriner BRIN – dan dipublikasikan pada 2013 menemukan materi genetik virus tersebut di spesies kelelawar Pteropus vampyrus di Sumatera.
Materi genetik virus Nipah yang ditemukan di Sumatera sangat mirip dengan yang ditemukan di Malaysia sehingga ada kemungkinan kelelawar P. vampyrus yang membawa virus ini terbang melintasi perbatasan negara.
Sebelumnya, survei serologi terhadap 610 babi dan 99 kelelawar di Kalimantan Barat tidak menemukan paparan virus Nipah pada babi namun menemukan antibodi virus Nipah pada 19% dari 84 sampel kelelawar P. vampyrus.
Tips untuk mencegah penyebaran virus Nipah
Hindari kontak dengan kelelawar dan kotoran kelelawar.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama setelah kontak dengan hewan atau kotoran hewan.