Pernyataan Ustadz Riyadh Bajrey tentang Hamas dan Ismail Haniyah Dibantah Aktivis Gaza
--
BACA JUGA:Polemik Pernyataan Ustadz Riyadh Bajrey yang Memfitnah Hamas, Turki dan Qatar Kembali Disorot
Husein juga mengingatkan Riyadh Bajrey yang menuduh Ismail Haniyah sebagai seorang Rofidhoh akan merasakan konsekuensi yang besar. Karena Rofidhoh sendiri sudah termasuk kategori Kafir.
“Inget ada hadist nya kan, apabila dua orang muslim, menunjuk yang lain itu kafir, maka salah satu diantara mereka pasti kafir. Apakah yang ditunjuk itu benar-benar kafir, atau yang menunjuk itu ternyata dia mengkafirkan orang muslim, namun akhirnya dia kafir. Karena telah mengkafirkan orang muslim” pungkas Husein
Husein meminta kepada Riyadh Bajrey agar bertanya kepada orang-orang di Indonesia yang pernah ke Gaza, apakah mereka pernah menemukan masjid, atau ornamen-ornamen yang berbau syiah.
Selanjutnya Husein menjelaskan bahwa pada tahun 2008 saat Gaza hancur lebur disebabkan oleh agresi israel pada waktu itu, Iran menawarkan bantuan jutaan dolar dan ingin membangun rumah sakit namun bersyaratkan nama rumah sakitnya Imam Al-Khomeini seorang pemimpin Syiah.
Hamas yang pada waktu itu memimpin Palestina pun menolak dengan tegas.
Husein menyebutkan, bahwa Palestina akan menerima bantuan dari mana pun, termasuk bantuan dari orang kafir dan syiah akan diterima selama tidak menyentuh ranah akidah, dan orang yang memberi bantuan juga harus tanpa embel-embel persyaratan ke Palestina.
Terakhir, Husein menjelaskan tentang Ismail Haniyyah yang berada di hotel bintang 5 di Qatar sedangkan rakyatnya dibantai seperti yang disebutkan Riyadh Bajrey.
BACA JUGA:Zina Dapat Membuat Miskin Permanen, Ini kata Ustadz Adi Hidayat
Bahwa pada kenyataannya, Ismail Haniyyah dan para petinggi Hamas berada di Qatar, bukan untuk menghindar atau takut dibunuh, namun untuk mendapatkan keamanan lebih, untuk bernegosiasi, berdiplomasi, untuk duduk dengan petinggi negara-negara yang pro dengan Palestina sehingga bisa mendapatkan bantuan untuk negaranya. Mereka bukan bersembunyi, mereka mengontrol dan menjaga Palestina dari jarak jauh.
“Jadi pertempuran manapun, peperangan manapun, di dunia ini, Panglima perang itu, Raja itu, itu dibelakang. Nggak di depan, bukan di baris pertama. Kenapa? Kalo seorang raja itu tumbang, Panglima itu tumbang duluan, maka akan kalah semua. Itu cara berfikirnya.” ujar Husein pada laman youtubenya tersebut.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: