Kolesterol Tak Lagi Soal Usia! Anak Muda 20-an Kini Rentan Diserang

Kolesterol Tak Lagi Soal Usia! Anak Muda 20-an Kini Rentan Diserang

Ilustrasi cek kolesterol. (Foto: alodokter.com)--

OKU EKSPRES - OKES.NEWS - Selama ini, kolesterol tinggi sering dikaitkan dengan usia lanjut. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa banyak anak muda usia 20-an—khususnya pekerja kantoran—sudah memiliki kadar kolesterol yang tinggi.

Gaya hidup yang minim aktivitas fisik (sedentari), konsumsi makanan cepat saji, serta tekanan pekerjaan menjadi pemicu utama. Risiko seriusnya? Serangan jantung bisa terjadi secara tiba-tiba, bahkan saat usia masih produktif.

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengajak masyarakat lebih sadar terhadap dampak kolesterol yang dapat menurunkan kualitas hidup. 

Dislipidemia—ketidakseimbangan kadar lemak dalam darah—merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah.

Tren prevalensi dislipidemia di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir. 

BACA JUGA:PLN UID S2JB dan PLTM Kanzy 3 Resmikan Operasi Komersial, Dorong Transisi Energi Hijau di Bengkulu

Menanggapi hal ini, Kalbe aktif memberikan edukasi mengenai kesehatan kardiovaskular, khususnya terkait kolesterol tinggi.

Salah satu inisiatif edukatif Kalbe bertajuk "Love The Beat: Dampak Kolesterol terhadap Kualitas Hidup" diselenggarakan di berbagai rumah sakit dan perkantoran. 

Program ini merupakan wujud nyata komitmen Kalbe dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, sejalan dengan misi perusahaan untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan tahun 2023 mencatat bahwa prevalensi kolesterol tinggi pada kelompok usia 15–24 tahun mencapai 7,8 persen. 

Fakta ini membuktikan bahwa usia muda bukan jaminan bebas dari risiko kolesterol tinggi.

BACA JUGA:PLN UID S2JB dan PLTM Kanzy 3 Resmikan Operasi Komersial, Dorong Transisi Energi Hijau di Bengkulu

Seiring bertambahnya usia, risiko tersebut pun meningkat, dan berdampak pada naiknya angka kejadian penyakit kardiovaskular—penyebab kematian tertinggi di Indonesia. 

Berdasarkan Riskesdas 2018, sekitar 1,5 persen masyarakat Indonesia dari berbagai kelompok usia menderita penyakit jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: