Produksi Beras OKU Apakah Cukup?

Produksi Beras OKU Apakah Cukup?

Foto: Ilustrasi. (*)--

Luas lahan yang terkonversi tidak selalu diimbangi dengan upaya ekstensifikasi melalui pembukaan sawah baru.

Permasalahan beras juga tidak pernah terlepas dari dinamika kependudukan.

Penambahan jumlah penduduk tersebut juga diiringi dengan peningkatan konsumsi beras yang terus terjadi dari tahun ke tahun.

BACA JUGA: Butuh Modal? UMi Saja

Di Kabupaten OKU, konsumsi beras meningkat lebih dari seribu ton pada 2021 dimana sebelumnya pada 2020 konsumsi beras sebanyak 36 ribu ton.

Pada awal 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis produksi beras 2021. Produksi beras Kabupaten OKU tahun 2021 kurang dari 7 ribu ton. Angka ini mengalami penurunan lebih dari 20 persen dibanding tahun 2020.

Hal ini tidak terlepas dari terjadinya penurunan luas panen padi dengan persentase yang sama.

Produksi beras diperoleh dari hasil perhitungan (konversi) dari Gabah Kering Giling menjadi beras. 

BACA JUGA: Desa Cantik Bikin OKU ‘Cantik’ dengan Data

Produksi padi diperoleh dari perkalian luas panen dengan produktivitas padi pada tahun yang bersesuaian.

Luas panen padi didapatkan dari survei yang diselenggarakan BPS, yaitu Survei Kerangka Sampel Area (KSA). 

KSA ini dilakukan setiap bulan dengan mengamati perkembangan fase tumbuh pada lahan yang sama. Luas panen padi tidak terlepas dari Luas Baku Sawah yang menjadi kerangka (frame) yang telah ditetapkan oleh Kementerian ATR/ BPN.

Sementara itu, produktivitas padi berasal dari Survei Ubinan dimana sampel survei ini berasal dari lahan-lahan yang menjadi pengamatan KSA.

BACA JUGA: World Rabies Day

Walaupun OKU perlu mendatangkan beras dari daerah lain dikarenakan konsumsi beras melebihi produksinya, tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak mengoptimalkan produksi beras dari sumber daya yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: